yunan arif ramadhan >

Senin, 29 April 2013

TEORUM


PERILAKU KONSUMEN

            Bagaimanakah seorang konsumen dengan pendapatan terbatas memutuskan barang dan jasa mana yang akan dibeli ?Ini merupakan masalah dasar dalam ilmu mikroekonomi. Salah satu hal yang kita bahas dalam bab ini.
            Pemahaman tentang keputusan pembelian konsumen akan membantu kita memahami bagaimana perubahan pendapatan dan harga memengaruhi permintaan untuk barang dan jasa serta mengapa permintaan untuk beberapa produk lebih sensitif daripada produk lainnya pada perubahan harga dan pendapatan.

Cara terbaik untuk memahami perilaku konsumen adalah dengan tiga langkah berbeda :
1. Preferensi Konsumen : Langkah pertama adalah menemukan cara yang praktis untuk menggambarkan alasan-alasan mengapa orang lebih suka satu barang daripada barang yang lain. Kita akan melihat bagaimana preferensi konsumen untuk berbagai barang dapat digambarkan secara grafik dan aljabar.
2. Keterbatasan Anggaran : Sudah pasti, konsumen juga mempertimbangkan harga. Oleh karena itu, dalam langkah kedua ini kita harus menyadari adanya kenyataan bahwa konsumen mempunyai keterbatasan pendapatan yang membatasi jumlah barang yang dapat mereka beli. Apa yang harus dilakukan konsumen dalam situasi seperti ini ? Kita menemukan jawaban untuk masalah seperti ini dengan menggabungkan  preferensi konsumen dan keterbatasan anggaran dalam langkah ketiga berikut.
3. Pilihan-pilihan Konsumen : Dengan mengetahui preferensi dan keterbatasan pendapatan mereka, konsumen memilih untuk membeli kombinasi barang-barang yang memaksimalkan kepuasan mereka. Kombinasi ini akan bergantung pada harga berbagai barang tersebut. Jadi, pemahaman pada pilihan konsumen akan membantu kita memahami permintaan yaitu, berapa banyak jumlah suatu barang yang dipilih konsumen untuk dibeli bergantung pada harganya.
            Ketiga langkah ini merupakan dasar dari teori konsumen, dan kita akan membahasnya secara rinci dalam tiga bagian pertama pada bab ini. Kemudian, kita akan menggali sejumlah aspek menarik lainnya dari perilaku konsumen. Sebagai contoh, kita akan melihat bagaimana seseorang dapat menentukan sifat dasar preferensi konsumen melalui pengamatan actual terhadap perilaku konsumen. Jadi jika konsumen memilih satu barang dari barang alternative dengan harga yang sama kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ia lebih menyukai barang yang pertama. Kesimpulan yang sama dapat diambil dari keputusan actual yang dilakukan konsumen dalam menanggapi perubahan harga berbagai barang dan jasa yang tersedia untuk dibeli.
            Kita bisa melihat bahwa indeks harga konsumen dapat memberikan satu ukuran bagaimana kesejahteraan konsumen berubah sepanjang waktu. Pada bab ini kita akan lebih mempelajari lebih dalam mengenai subjek daya beli dengan menggambarkan serangkaian indeks yang mengukur perubahan daya beli sepanjang waktu. Karena hal itu memengaruhi manfaat dan biaya dari sejumlah program kesejahteraan sosial, indeks-indeks ini merupakan perangkat yang signifikan dalam menetapkan kebijakan pemerintah di Amerika.

Apa yang dilakukan konsumen ?
Sebelum mulai pembahasan, kita harus jelas terlebih dahulu tentang asumsi yang diapaki pada perilaku konsumen, dan apakah asumsi-asumsi ini cukup realistis. Sulit untuk memperdebatkan anggapan bahwa konsumen memiliki preferensi (kesukaan) atas sejumlah barang dan jasa yang tersedia untuk mereka dan bahwa mereka dibatasi dengan anggaran keuangan yang memaksa mereka  untuk menentukan pilihan mana yang dapat dibeli. Tapi, kita mungkin akan sependapan dengan argumentasi bahwa konsumen akan memutuskan kombinasi barang dan jasa yang mana, yang dibeli untuk memaksimalkan tinggkat kepuasan mereka.
            Kita juga tahu bahwa konsumen tidak selalu melakukan keputusan atas pembelian secara rasional. Sebagai contoh, kadang-kadang konsumen membeli sesuatu dengan tiba-tiba, melupakan atau tidak memperhitungkan keterbatasan anggaran yang mereka punya (dan akibatny berhutang). Dan konsumen tidak yakin atas preferensi mereka atau dipengaruhi dengan apa yang telah dibeli oleh teman, tetangga, atau bahkan perubahan suasana hati mereka sendiri.Dan bahkan bila konsumen bertindak secara rasional, yang mungkin tidak dapat selalu dilakukan konsumen, untuk memperhitungkan banyak harga dan pilihan yang mereka hadapi setiap hari.

Senin, 19 November 2012

Tugas IBD


1.       Di bawah ini adalah faktor - faktor yang berkaitan baik dengan efisiensi maupun efektifitas aliran informasi vertikal, kecuali
a.    Penyingkatan (condensation)
b.    Closure
c.    Pengharapan (expectation)
d.    Status individu
e.    Asosiasi

D (status individu) bukan faktor – faktor yang berkaitan dengan efisiensi dan efektifitas aliran informasi vertikal.

2.      Transmisi hirarki dikembangkan tidak hanya untuk memudahkan pencapaian sasaran kegiatan – kegiatan tetapi juga karena sangat diperlukan untuk
a.    Komunikasi
b.    Rapat
c.    Berorganisasi
d.    Menyampaikan pendapat
e.    Menyelesaikan perdebatan
Hirarki dikembangkan tidak hanya untuk memudahkan pencapaian sasaran kegiatan – kegiatan tetapi juga karena sangat diperlukan untuk A ( komunikasi).

3.    metode digunakan untuk menangani kelebihan informasi adalah ....
a.    penyingkatan
b.    Penyaringan (filtering)
c.    Meringkas isi informasi
d.    Merubah informasi
e.    Tidak ada yang benar
metode digunakan untuk menangani kelebihan informasi :
1.    Penyaringan (filtering)
2.    Pengantrian (queuing),
3.    Penetapan saluran ganda,

1.    Metode apa saja digunakan untuk menangani kelebihan informasi (beri penjelasan)

·        Penyaringan (filtering) setiap informasi yang masuk, seseorang menyaring informasi agar tipe informasi tertentu (yang relevan) saja yang disampaikan.
·        Pengantrian (queuing), yaitu pemrosesan berita – berita atas dasar prioritas.
·        Penetapan saluran ganda, yaitu penambahan saluran – saluran masu Pada saat orang berbicara kata – katanya diikuti oleh isyarat – isyarat non verbal. Stimuli non verbal ini adalah Pada saat orang berbicara kata – katanya diikuti oleh isyarat – isyarat non verbal. Stimuli non verbal ini adalah kan atau keluaran.
2.    Buktikan pernyataan Status seseorang dalam organisasi terutama tergantung prestise yang berhubungan dengan posisi yang dia duduki
·        Pada umumnya orang – orang lebih senang mengarahkan komunikasi mereka ke individu – individu  yang statusnya lebih tinggi.
·        Orang – orang dengan status lebih tinggi pada umumnya lebih banyak berkomunikasi satu dengan yang lain daripada dengan orang – orang yang berstatus lebih rendah.
·        Semakin lebar perbedaan status, semakin besar kecenderungan bahwa informasi akan mengalir melalui orang – orang yang berstatus lebih tinggi ke orang – orang yang statusnya lebih rendah.
·        Orang – orang berstatus tinggi pada umumnya mendominasi pembicaraan.
·        Orang – orang dengan status rendah sering berupaya untuk mendapatkan perhatian.
3.    Pada saat orang berbicara kata – katanya diikuti oleh isyarat – isyarat non verbal. Stimuli non verbal ini adalah
berita – berita “biasa” yang membantu penyampaian pengertian secara akurat. Sebagai contoh, derajat kontak mata diantara para komunikator mungkin menunjukan kesukaan, minat, keterlibatan, dan agresi. Begitu juga, dengan gerakan – gerakan tubuh, mungkin menyatakan kemarahan, keinginan , atau perasaan santai. Penggunaan isyarat – isyarat non verbal tertentu yang tak tepat dan tidak konsisten akan menghambat komunikasi

Senin, 05 November 2012

IBD


FAKTOR – FAKTOR HAMBATAN ORGANISASIONAL

Status seseorang dalam organisasi terutama tergantung prestise yang berhubungan dengan posisi yang dia duduki. Kenyataan menunjukan bahwa :
1.    Pada umumnya orang – orang lebih senang mengarahkan komunikasi mereka ke individu – individu  yang statusnya lebih tinggi.
2.    Orang – orang dengan status lebih tinggi pada umumnya lebih banyak berkomunikasi satu dengan yang lain daripada dengan orang – orang yang berstatus lebih rendah.
3.    Semakin lebar perbedaan status, semakin besar kecenderungan bahwa informasi akan mengalir melalui orang – orang yang berstatus lebih tinggi ke orang – orang yang statusnya lebih rendah.
4.    Orang – orang berstatus tinggi pada umumnya mendominasi pembicaraan.
5.    Orang – orang dengan status rendah sering berupaya untuk mendapatkan perhatian.
Transmisi hirarkis, perbedaan hirarkis merupakan aspek struktural pokok pengembangan suatu organisasi. Hirarki dikembangkan tidak hanya untuk memudahkan pencapaian sasaran kegiatan – kegiatan tetapi juga karena sangat diperlukan untuk komunikasi. Tetapi, walaupun transmisi hirarki dibutuhkan hal ini menimbulkan berbagai kesulitan komunikasi. Sebagai contoh, semakin banyak tingakatan yang dilalui suatu informasi (berita). Semakin lama waktu yang diperlukan untuk sampai ke tempat tujuan dan semakin kecil kemungkinan ketepatanya.
Di samping faktor - faktor yang berkaitan baik dengan efisiensi maupun efektifitas aliran informasi vertikal, proses-proses individual tertentu juga mengubah transmisi informasi hirarkis. Secara ringkas distorsi distorsi yang timbul dalam hal ini adalah :
1.    Penyingkatan (condensation). Penelitian menunjukan bahwa para penerus berita sering cenderung mengubah isi berita. Dengan menyampaikan hanya  pokok-pokok berita (tidak terperinci seperti yang mereka terima). Proses penyingkatan mungkin terjadi dalam bentuk pemadatan berita. March dan Simon menyebut proses pengeditan ini dengan istilah uncertainty absorption.
2.    Closure, para penerima berita yang mendua (membingungkan) cenderung untuk melengkapinya, atau menutup kekurangan-kekurangan informasi yang mereka transmisikan. Sebagai contoh, bila suatu berita dari suatu kantor pusat perusahaan diterima oleh kantor cabang bahwa pimpinan akan datang minggu depan untuk inspeksi rutin, berita tersebut mungkin disampaikan oleh penerus berita ke para staff kantor cabang bahwa bapak direktur mungkin akan melakukan inspeksi kejutan minggu depan.
3.    Pengharapan (expectation). Penerus informasi sering membelokkan komunikasi ke arah yang sesuai dengan sikap – sikap dan pengharapan – pengharapan mereka sendiri. Suatu berita yang mengalir ke atas atau ke bawah canderung bias.
4.    Asosiasi. Penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa peristiwa – peristiwa atau akibat – akibat terjadi bersama di masa lalu, maka peristiwa – peristiwa tersebut sering dihubungkan satu dengan yang lain pada hari hari berikutnya.

Distorsi – distorsi ini menyebabkan adanya perincian – perincian selektif terntentu dalam suat berita yang dipertahankan (dipertajam) dan perincian perincian selektif  tertentu yang dihilangkan (diperhalus). Ukuran kelompok, berdasarkan penelitian, semakin besar ukuran kelompok, akan semakin kecil kemungkinan tercapainya komunikasi yang memuaskan.
     Kendala – kendala ruangan. Karakteristik-karakteristik fisik ruangan (tempat) pekerjaan dilaksanakan biasanya akan berbeda dengan tempat pekerjaan yang lain. Persyaratan persyaratan ruangan seperti ini akan membatasi kuantitas dan kualitas suatu komunikasi diantara para anggota kelompok kerja. Semakin jauh antar lokasi kerja, akan semakin berkurang arus komunikasi yang terjadi.
FAKTOR – FAKTOR HAMBATAN TEKNOLOGIS
     Bahasa dan pengertian, salah satu hambatan terbesar terhadap akurasi komunikasi adalah anggapan bahwa kata – kata yang sama mengandung pengertian yang sama. Kata – kata yang digunakan dalam suatu berita jarang mempunyai pengertian yang tepat sama baik bagi pengirim dengan penerima berita. Sebagai contoh, perintah atasan untuk mengerjakan “secepet mungkin” bisa berarti satu jam, satu hari atau bahkan satu bulan.
     Isyarat – isyarat non verbal. Pada saat orang berbicara kata – katanya diikuti oleh isyarat – isyarat non verbal. Stimuli non verbal ini adalah berita – berita “biasa” yang membantu penyampaian pengertian secara akurat. Sebagai contoh, derajat kontak mata diantara para komunikator mungkin menunjukan kesukaan, minat, keterlibatan, dan agresi. Begitu juga, dengan gerakan – gerakan tubuh, mungkin menyatakan kemarahan, keinginan , atau perasaan santai. Penggunaan isyarat – isyarat non verbal tertentu yang tak tepat dan tidak konsisten akan menghambat komunikasi.
     Efektifitas saluran. Efektifitas suatu saluran komunikasi sangat tergantung pada bentuk dan tujuan informasi yang disampaikan serta keadaan masing – masing pihak yang terlibat. Saluran – saluran tertulis lebih efektif untuk menyampaikna materi - materi yang panjang dan terperinci. Komunikasi tertulis memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk memahami dengan tingkat kecepatan dan caranya sendiri.
     Saluran saluran lisan (oral), seperti diskusi tatap muka, percakapan telephone, ceramah, atau konferensi. Terutama sangat cocok untuk komunikasi yang memerlukan penterjemahan dan penguraian agar dimengerti oleh para penerima dari tingkatan lebih bawah yang mempunyai berbagai orientasi dan keterampilan berbahasa yang berbeda – beda. Saluran lisan sangat efektif bila transmisi informasi secara cepat dan tanggapan langsung diinginkan. Dan pada umumnya lebih tepat bagi penanganan hal – hal yang sensitif dan bersifat rahasia. Di samping itu berbagai perasaan dan gagasan sering lebih akurat dikomunikasikan secara lisan daripada secara tulisan.
     Bagaimanapun juga, saluran – saluran multimedia mungkin paling sesuai dalam situasi – situasi khusus seperti penyelesaian perselisihan – perselisihan kerja, Penyampaian perubahan – perubahan kebijaksanaan pokok perusahaan, dan teguran atas penyimpangan – penyimpangan kerja.
“kebanjiran” informasi. Orang mempunyai kemampuan terbatas dalam menerima atau menyerap sejumlah informasi pada saat tertentu. Hal ini akan mempengaruhi efektivitas kelompok dan mengakibatkan  berbagai bias dalam komunikasi. metode digunakan untuk menangani kelebihan informasi :
1.    Penyaringan (filtering) setiap informasi yang masuk, seseorang menyaring informasi agar tipe informasi tertentu (yang relevan) saja yang disampaikan.
2.    Pengantrian (queuing), yaitu pemrosesan berita – berita atas dasar prioritas.
3.    Penetapan saluran ganda, yaitu penambahan saluran – saluran masukan atau keluaran

Rabu, 18 Januari 2012

Tugas ISD materi ke 10 - PRASANGKA, DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME

Hidup bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan baik antara dihubungkan dengan menghubungkan antara individu-individu maupun antara kelompok dan golongan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis dimana setiap anggota satu dan lainnya harus saling memberi dan menerima. Anggota memberi karena ia patut untuk memberi dan anggota penerima karena ia patut untu menerima. Ikatan berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuatnya bersama diantara para anggotanya menjadikan alat pengontrol agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu.
Rasa solider, toleransi, tenggang rasa, tepa selira sebagai bukti kuatnya ikatan itu. Paa diri setiap anggota terkandugn makna adanya saling ikut merasakan dan saling bertanggungjawab paa setiap sikap tindak baik megnarah kepada yang hang positif maupun negative. Sakit anggota masyarakat satu akan dirasakan oleh anggota lainnya. Tetapi disamping adanya suatu harmonisasi, disisi lain keadaan akan menjadi sebaliknya. Bukan harmonisasi ditemukan, tetapi disharmonisasi. Bukan keadaan organisasi tetapi disorganisasi.
Sering kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya pada kondisi tertentu, diwarnai oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui pertentangan-pertentangan. Sering diharapkan panas sampai petang tetapi kiranya hujan setengah hari, karena sebagus-bagus nya gading akan mengalami keretakan. Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan Negara mengalami kegoyahan-kegoyahan yang terkadang keaaan tidak terkendali dan dari situlah terjadinya perpecahan.. Sudah tentu sebabnya, misalnya adanya pertentangan karena perbedaan keinginan.
Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideology tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas.

Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka atau prejudice berasal dari kata latian prejudicium, yang pengertiannya sekarang mengalami perkembangan sebagia berikut :
a.    semula diartikan sebagai suatu presenden, artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman yang lalu
b.    dalam bahas Inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yagn cermat, tergesa-gesa atau tidak matang
c.    untuk mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur-unsur emosilan (suka atau tidak suka) dalam keputusan yang telah diambil tersebut
Dalam konteks rasial, prasangka diartikan:”suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu, yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi ”. Dalam hal ini terkandung suatu ketidakadilan dalam arti sikap yang diambilkan dari beberapa pengalaman dan yang didengarnya, kemudian disimpulkan sebagai sifat dari anggota seluruh kelompok etnis.
Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku atau tindakan. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.
Prasangka ini sebagian bear sifatnya apriori, mendahului pengalaman sendiri (tidak berdasarkan pengalaman sendiri), karena merupakan hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang lain. Prasangka bisa diartikan suatu sikap yang telampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan) terhadap sesuatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi atau unsure efektif yang kuat.
Tidak sedikit orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar berprasangka. Mengapa terjadi perbedaan cukup menyolok ? tampaknya kepribadian dan inteligensi, juga factor lingkungan cukup berkaitan engan munculnya prasangka. Orang yang berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka, mengapa ? karena orang-orang macam ini berikap dan bersifat kritis. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap prasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat dipisahkan. Seseorang yagn mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak diskriminatof tanpa latar belakang prasangka. Demikian jgua sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif.

Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi :
1.    berlatar belakang sejarah
2.    dilatar-belakangi  oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
3.    bersumber dari factor kepribadian
4.    berlatang belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama

Usaha-usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminai
1.    Perbaikan kondisi sosial ekonomi
2.    Perluasan kesempatan belajar
3.    Sikap terbuka dan sikap lapang

Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.

SIKAP DAN PRASANGKA
Karena prasangka itu suatu sikap, yaitu sikap sosial, maka terlebih dahulu sikap perlu dirumuskan. Sikap menurut morgan (1966) adalah kecenderungan untuk berespon, baik secara positif maupun negatif, terhadap orag, obyek, atau situasi. Tentu saja kecenderungan untuk berespon ini meliputi perasaan atau pandangannya, yang tidak sama dengan tingkah laku. Sikap seseorang baru diketahui bia ia sudah bertingkah laku. sikap merupakan salah satu determinan dari tingkah laku, selain motivasi dan norma masyarakat.Oleh karena itu kadang-kadang sikap bertentangan dengan tingkah laku.
Karena berbeda dengan pengetahuan (knowledge), dalam sikap terkandung suatu penilaian emosional yangdapat berupa suka, tidak suka, senang, sedih, cinta, benci, dan sebagainya. Karena dalam sikap ada ”suatu kecenderungan berespon”. maka seseroang mempunya isikap yang umumnya mengetahui perilaku atau tindakan apa yang akan dilakukan bila bertemu dengan obyeknya. Dari uraian tersebut dapatlah disimpulkan, bahwa sikap mempunyai komponen-komponen, yaitu :
a.    kognitif : artinya memiliki pengetahuan mengenai objek sikapnya terlepas pengetahuan itu benar atau salah
b.    Afektif: artinya dalam bersikap akan selalu mempunyai evaluasi emosinal (setuju-tidak setuju) mengenai objeknya
c.    Konatif: artinya kecenderungan bertingkah laku bila bertemu dengan objek sikapnya, mulai dari bentuk yang positif (tindakan sosialisasi) samapai pada yang aktif (tindakan menyerang)


Pertentangan-pertentangan sosial / ketegangan dalam masyarakat
Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
1.    Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
2.    Unti-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan,  masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
3.    Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan  suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepaa lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
1.    Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang
2.    Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3.    para taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
1.    elimination; yaitu pengunduran diri salah  satu pihak yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
2.    Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
3.    Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4.    Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama
5.    Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak

Materi ISD Materi 9 - ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN

Ilmu Pengetahuan

“ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan  dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Dan oleh Bacon & David Home pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut Imanuel Kant pengehuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan diperoleh  sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi,  pengalaman, sintesis budi, atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
1.    Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu
2.    Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan
3.    Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas  ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan. Komponen aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai bahan yang menadi tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1.    Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
2.    Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3.    Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4.    Merasa pasti bahwa setiap  pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Permasalahan ilmu pengetahuan meliputi arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuwan itu sendiri sebagai dasar untuk langkah selanjutnya.

Teknologi
            Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body ofknowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts ) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene Stanley, 1970).
            Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul “the technological society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas  metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia. Jadi teknologi penurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya.
            Fenomena teknik paa masyarakat ikini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
1.    Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2.    Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3.    Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis  menjadi kegiatan teknis
4.    Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5.    Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6.    Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
7.    otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
1.    Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
2.    Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
3.    Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.
Alvin Tofler (1970) mengumpakana teknologi itu sebagai mesin yang besar atau sebuah akselarator (alat pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan bakarnya. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan secara kuantitatif dan kualtiatif, maka kiat meningkat pula proses akselerasi yagn ditimbulkan oleh mesinpengubah, lebih-lebih teknologi mampu menghasilkan teknologi yang lebih banyak dan lebih baik lagi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.

Kemiskinan
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan  apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
1.    Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2.    Posisi  manusia dalam lingkungan sekitar
3.    Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan
sistem nilai yang dimiliki. Dalamhal ini garis kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya.
            Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa dan tertuangkan dalam nilai uang sebgai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minilam ( versi bank dunia, dikota 75 $ dan desa 50 $AS perjiwa setahun, 1973) ( berapa sekarang ? ).
            Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1.    Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2.    Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
3.    Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4.    Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5.    Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan kedalam tiga unsure :
1.    Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang
2.    Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3.    Kemiskinan  buatan. Yang  relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan structural. Itulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur  buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial maupun cultural. Selaindisebabkan oleh hal – hal tersebut, juga dimanfaatkan oleh sikap “penenangan” atau “nrimo”, memandang kemiskinan sebagai nasib, malahan sebagai takdir Tuhan. Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau subkultur, yang mempunya struktur dan way of life yang telah turun temurun melalui jalur keluarga. Kemiskinan (yagn membudaya) itu disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial secara fundamental, seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme, dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama radikal dan meluasnya.