FAKTOR – FAKTOR HAMBATAN ORGANISASIONAL
Status seseorang dalam
organisasi terutama tergantung prestise yang berhubungan dengan posisi yang dia
duduki. Kenyataan menunjukan bahwa :
1.
Pada umumnya orang – orang lebih senang
mengarahkan komunikasi mereka ke individu – individu yang statusnya lebih tinggi.
2.
Orang – orang dengan status lebih tinggi pada
umumnya lebih banyak berkomunikasi satu dengan yang lain daripada dengan orang
– orang yang berstatus lebih rendah.
3.
Semakin lebar perbedaan status, semakin besar
kecenderungan bahwa informasi akan mengalir melalui orang – orang yang
berstatus lebih tinggi ke orang – orang yang statusnya lebih rendah.
4.
Orang – orang berstatus tinggi pada umumnya
mendominasi pembicaraan.
5.
Orang – orang dengan status rendah sering berupaya
untuk mendapatkan perhatian.
Transmisi
hirarkis, perbedaan hirarkis merupakan aspek struktural pokok pengembangan
suatu organisasi. Hirarki dikembangkan tidak hanya untuk memudahkan pencapaian
sasaran kegiatan – kegiatan tetapi juga karena sangat diperlukan untuk
komunikasi. Tetapi, walaupun transmisi hirarki dibutuhkan hal ini menimbulkan
berbagai kesulitan komunikasi. Sebagai contoh, semakin banyak tingakatan yang
dilalui suatu informasi (berita). Semakin lama waktu yang diperlukan untuk
sampai ke tempat tujuan dan semakin kecil kemungkinan ketepatanya.
Di
samping faktor - faktor yang berkaitan baik dengan efisiensi maupun efektifitas
aliran informasi vertikal, proses-proses individual tertentu juga mengubah
transmisi informasi hirarkis. Secara ringkas distorsi distorsi yang timbul
dalam hal ini adalah :
1.
Penyingkatan (condensation). Penelitian
menunjukan bahwa para penerus berita sering cenderung mengubah isi berita.
Dengan menyampaikan hanya pokok-pokok
berita (tidak terperinci seperti yang mereka terima). Proses penyingkatan
mungkin terjadi dalam bentuk pemadatan berita. March dan Simon menyebut proses
pengeditan ini dengan istilah uncertainty
absorption.
2.
Closure, para penerima berita yang mendua
(membingungkan) cenderung untuk melengkapinya, atau menutup
kekurangan-kekurangan informasi yang mereka transmisikan. Sebagai contoh, bila
suatu berita dari suatu kantor pusat perusahaan diterima oleh kantor cabang
bahwa pimpinan akan datang minggu depan untuk inspeksi rutin, berita tersebut
mungkin disampaikan oleh penerus berita ke para staff kantor cabang bahwa bapak
direktur mungkin akan melakukan inspeksi kejutan minggu depan.
3.
Pengharapan (expectation). Penerus informasi
sering membelokkan komunikasi ke arah yang sesuai dengan sikap – sikap dan
pengharapan – pengharapan mereka sendiri. Suatu berita yang mengalir ke atas
atau ke bawah canderung bias.
4.
Asosiasi. Penelitian lebih lanjut menunjukan
bahwa peristiwa – peristiwa atau akibat – akibat terjadi bersama di masa lalu,
maka peristiwa – peristiwa tersebut sering dihubungkan satu dengan yang lain
pada hari hari berikutnya.
Distorsi
– distorsi ini menyebabkan adanya perincian – perincian selektif terntentu
dalam suat berita yang dipertahankan (dipertajam) dan perincian perincian
selektif tertentu yang dihilangkan
(diperhalus). Ukuran kelompok, berdasarkan penelitian, semakin besar ukuran
kelompok, akan semakin kecil kemungkinan tercapainya komunikasi yang memuaskan.
Kendala – kendala ruangan.
Karakteristik-karakteristik fisik ruangan (tempat) pekerjaan dilaksanakan
biasanya akan berbeda dengan tempat pekerjaan yang lain. Persyaratan
persyaratan ruangan seperti ini akan membatasi kuantitas dan kualitas suatu
komunikasi diantara para anggota kelompok kerja. Semakin jauh antar lokasi
kerja, akan semakin berkurang arus komunikasi yang terjadi.
FAKTOR – FAKTOR HAMBATAN TEKNOLOGIS
Bahasa dan pengertian, salah satu hambatan
terbesar terhadap akurasi komunikasi adalah anggapan bahwa kata – kata yang
sama mengandung pengertian yang sama. Kata – kata yang digunakan dalam suatu
berita jarang mempunyai pengertian yang tepat sama baik bagi pengirim dengan
penerima berita. Sebagai contoh, perintah atasan untuk mengerjakan “secepet
mungkin” bisa berarti satu jam, satu hari atau bahkan satu bulan.
Isyarat – isyarat non verbal. Pada saat
orang berbicara kata – katanya diikuti oleh isyarat – isyarat non verbal.
Stimuli non verbal ini adalah berita – berita “biasa” yang membantu penyampaian
pengertian secara akurat. Sebagai contoh, derajat kontak mata diantara para komunikator
mungkin menunjukan kesukaan, minat, keterlibatan, dan agresi. Begitu juga,
dengan gerakan – gerakan tubuh, mungkin menyatakan kemarahan, keinginan , atau
perasaan santai. Penggunaan isyarat – isyarat non verbal tertentu yang tak
tepat dan tidak konsisten akan menghambat komunikasi.
Efektifitas saluran. Efektifitas suatu
saluran komunikasi sangat tergantung pada bentuk dan tujuan informasi yang
disampaikan serta keadaan masing – masing pihak yang terlibat. Saluran –
saluran tertulis lebih efektif untuk menyampaikna materi - materi yang panjang
dan terperinci. Komunikasi tertulis memberikan kesempatan kepada para pembaca
untuk memahami dengan tingkat kecepatan dan caranya sendiri.
Saluran saluran lisan (oral), seperti
diskusi tatap muka, percakapan telephone, ceramah, atau konferensi. Terutama
sangat cocok untuk komunikasi yang memerlukan penterjemahan dan penguraian agar
dimengerti oleh para penerima dari tingkatan lebih bawah yang mempunyai
berbagai orientasi dan keterampilan berbahasa yang berbeda – beda. Saluran
lisan sangat efektif bila transmisi informasi secara cepat dan tanggapan
langsung diinginkan. Dan pada umumnya lebih tepat bagi penanganan hal – hal
yang sensitif dan bersifat rahasia. Di samping itu berbagai perasaan dan
gagasan sering lebih akurat dikomunikasikan secara lisan daripada secara
tulisan.
Bagaimanapun juga, saluran – saluran
multimedia mungkin paling sesuai dalam situasi – situasi khusus seperti
penyelesaian perselisihan – perselisihan kerja, Penyampaian perubahan – perubahan
kebijaksanaan pokok perusahaan, dan teguran atas penyimpangan – penyimpangan
kerja.
“kebanjiran”
informasi. Orang mempunyai kemampuan terbatas dalam menerima atau menyerap
sejumlah informasi pada saat tertentu. Hal ini akan mempengaruhi efektivitas kelompok
dan mengakibatkan berbagai bias dalam
komunikasi. metode digunakan untuk menangani kelebihan informasi :
1. Penyaringan
(filtering) setiap informasi yang masuk, seseorang menyaring informasi agar
tipe informasi tertentu (yang relevan) saja yang disampaikan.
2. Pengantrian
(queuing), yaitu pemrosesan berita – berita atas dasar prioritas.
3. Penetapan
saluran ganda, yaitu penambahan saluran – saluran masukan atau keluaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar